HASAN AL–BANNA

oleh Risty, Mie, Lilih

Hasan Al – Banna Al – Imam Al – Syahid Hasan bin Ahmad Abdullah Al – Rahim Al -Banna, yang kemudian lebih akrab disapa dengan Hasan Al – Banna ini lahir pada tahun 1906 M di kota Mahmudiyah, sebuah kota yang berdampingan dengan kota Iskandariyah. Al – Banna wafat dalam peristiwa berdarah sebagai syuhada pada tahun 1949 M.

Ia dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang taat beragama, berpendidikan, kaya, dan terhormat. Ayahnya bernama Syekh Ahmad Abdul Rahman, pernah mengenyam pendidikan di Al – Azhar Kairo pada masa Syekh Muhammad Abduh. Ia adalah seorang akademisi muslim yang taat, mempunyai akhlak yang luhur, pemurah dan rendah hati. Ia menggeluti pekerjaan sebagai tukang jam.

Hassan Al – Banna semenjak kecil telah mendapat mendidikan dari ayahnya dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Pada usia belasan tahun ia sudah menjadi golongan sufi, sebagai spesialis tasawwuf Hassafiyah. Diusia 16 tahun, ia merantau melanjutkan pendidikan ke propinsi Al – Bukhairah (Mesir).

Jenjang pendidikannya diawali dari Madrasah Diniyah Al – Rasyad dengan seorang guru bernama Syekh Muhammad Zahran (founding fathers-nya). Kemudian, ia pindah ke Madrasah Idadiyah dan Madrasah Al – Mu'allimin Al – Awwaliyah di Damanhur. Setelah lulus, ia melanjutkan ke Darul Ulum Mesir pada tahun 1923 M, dalam usia 16 tahun (menjadi seorang sufi). Tahun 1927, dalam usianya 21 tahun, ia menjadi guru di Madrasah Ibtidaiyah di kota Ismailiyah, di wilayah terusan Suez dan dekat lokasi markas besar Suez Canal Company.

Hassan Al – Banna merupakan sosok muslim yang sangat sederhana, zuhud, taat dan berpendirian teguh, serta mampu menghadapi segala rintangan. Ia wafat ketika sebutir timah panas menembus tubuhnya di sebuah jalan di kota Kairo, pada 12 Februari 1919, oleh polisi rahasia di bawah pimpinan Ibrahim Abdul Hadi.

Karya Hassan Al – Banna yang terbesar adalah mendirikan organisasi Ikhwan Al – Muslimin. Organisasi yang dicanangkan pada tahun 1928 M, untuk mengantisipasi terjadinya dekadansi moral dan kehancuran tatanan sosial, akibat pengaruh dari sekularisme. Ketika Hassan Al – Banna ditanya, apa hakikatrnya Ikhwan Al – Muslimin? Ia menjawab : “ Kami adalah Dakwah Al – Qur'an secara universal, Thariqat sufi untuk membenahi jiwa, mensucikan rohani, menyatukan hati kepada sang Maha Tinggi, perkumpulan amal kebaikan yang bermanfaat, dan yayasan sosial yang mandiri. Itulah sesungguhnya tujuan Ikhwan Al – Muslimin”.

Ia memutuskan dan mengaplikasikan suatu sistem pendidikan yang dinamakannya “ Pendidikan Khuluqiyah “. Dasar pertama tarbiyah Khuluqiyah adalah Al – Qur'an. Dalam Majmu'ah Al – Rasa'i- nya dijelaskan bahwa visi dan misi Hassan Al – Banna tetap dilandasi oleh keyakinannya terhadap Al – Qur'an.

MAPK SKA, 2007 M

0 komentar:

mukadimah

ujarnya, tersimpan sayang berlipat-lipat di balik diamku, terangkum kasih beribu masa di dalam senyumku yang malu-malu

sapa menyapa


ShoutMix chat widget

berkejar kejaran