Musnah beribu kata ketika sebuah kepercayaan runyam
Akulah manusia terkutuk dalam fatamorgana kita bukan?
Keegoisan membubung tinggi dalam maya
Baiknya kau hapus mimpi burukku
Balasku hancurkan mimpi indahmu
Terhapus sudah pelita kegelapan
Inginku rangkai kembali serpihan hati yang tersisa
Tapi dengan akar mana untuk merakitnya?
Sedang aku telah membuat luka itu semakin menganga
Benang-benang tipis penutup luka itu kian terputus
Searah dengan jalan yang kutapaki semakin terjal
Sunyiku menyendiri di gurun yang panas dengan bau neraka
Menerkam kejam di mensi jiwa yang terus menghimpit
Semakin sempit keras menjerit
Untuk mengaduhpun berat serasa
Sepi yang menanti,17 Juni 2006
MENGGAPAI MIMPI
Aku telah buta saat senja tiba
Hingga tiada daya untuk menuai fakta
Sedang jemari yang kumiliki tertatih untuk meraba sebuah mimpi
Tak di mengerti ia menggugah jiwa yang telah lama mati
Patah-patah jantungku hanyut dalam satu arah
Sepadan dengan denyut nadiku
Sederas aliran darahku
Menggeretak serempak sel-sel yang mulai menua
Kala hidup tengah berdiri
Aral lintang duri siap tersaji
Menggenggam pundit-pundi udara yang sempat terlepas
Sebagai bekal mengepakkan sayap sebesar kipas
Menata arteri untuk menggapai mimpi
Cahaya berbinar,08 Februari 2007
0 komentar:
Posting Komentar